MAKALAH INTEGUMEN
( Moniliasis Pada Bayi)
Disusun
Oleh :
Kelompok
3 kelas S1-3B
STIKES HANG TUAH
SURABAYA
PRODI S1
KEPERAWATAN – 3B
Tahun Ajaran
2013-2014
MAKALAH INTEGUMEN
( Moniliasis Pada Bayi)
Dosen
Pembimbing :
Puji
Hastuti
Disusun
Oleh :
Kelompok
3 kelas S1-3B
Ade
Chandra M (111.0002)
Dharmawan
Cipta K (111.0034)
Herdian
Dwi L (111.0062)
Linda
Puspita S (111.0080)
Nita
Kurniawati (111.0094)
Putu
Theda RKM (111.0104)
Ratna
Dewi A (111.0110)
Sari
Dewi (111.0126)
STIKES HANG TUAH
SURABAYA
PRODI S1
KEPERAWATAN – 3B
Tahun Ajaran
2013-2014
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan dan
kebersihan mulut anak sangat penting dijaga dan diperhatikan oleh para orang
tua. Sebab mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa sehingga masalah mulut
akan lebih mudah muncul pada anak. Sariawan merupakan penyakit yang terjadi di
dalam rongga mulut yang bisa menyerang siapa saja tidak hanya pada orang dewasa
tetapi juga pada bayi maupun anak – anak. Sariawan/ oral trush ini menyerupai
bercak-bercak putih dan lebih sering timbul di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mucosa) dan
tenggorokan.
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan
lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini
ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang
dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini
biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi
kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien
yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur
di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda
awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
Moniliasis
adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida
albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang
terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang
disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini
biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik
ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain
yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral
dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis mukokutaneus
di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi yang
memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian
besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat
mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan
terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan
tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral
trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau lidah).Hal ini biasanya
dijumpai pada bayi dan anak – anak kecil. Oral trush ini kadang sulit
dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula
(Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih
tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi
dengan air hangat. Tanda gejala pasti yan g terjadi adalah timbulnya
bercak-bercak putih pada bibir atau lidah, suhu meningkat, bayi kadang menolak
untuk minum atau menyusui bahkan kadan dimuntahkan.
Sebenarnya
oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya memakan waktu
penyembuhan sekitar seminggu tapi jika sudah parah dan jika tidak diobati bisa
berkelanjutan sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan,
mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus.
Ada tiga
jenis oral trush yang kerap menyerang anak yaitu: stomatitis apthosa, oral
trush atau moniliasis, dan stomatitis herpetik.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan oral trush ?
2. Apa saja penyebab dan tanda gejala dari oral trush
?
3. Bagaimana cara mengatasi terjadinya oral trush ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang oral trush
2. Untuk
mengetahui penyebab dan tanda gejala dari oral trush
3. Untuk
mengetahui cara mengatasi oral trush.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Sariawan atau
stomatitis adalah radang pada rongga
mulut (bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans atau moniliasis dan hygiene (Kristiyanasari, 2010, hal 106).
Oral trush adalah lapisan atau
bercak-bercak putih kekuningan yang timbul di lidah yang dikelilingi oleh
daerah kemerahan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 136).
Berdasarkan lokasinya, sariawan
pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir bagian
dalam, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), gusi, langit-langit dalam rongga
mulut dan tenggorokan.
Bercak-bercak putih ini menyerupai
gumpalan susu yang jika dibersihkan akan terkelupas namun meninggalkan bekas yang permukaannya merah dan mudah
berdarah. Keadaan putih tersebut harus dapat dibedakan dengan sisa susu karena
putih pada sariawan sukar diangkat bahkan menimbulkan perdarahan. Pada bayi dan
anak kecil yang minum susu dengan botol susu atau dot atau anak yang mengisap
dot kempong (fopspeen) yang tidak diperhatikan kebersihannya, seperti dot yang
tidak pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak didalamnya (Ngastiyah,
2005, hal 222). Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan
kecil berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm kemudian
berkembang berbentuk selaput . Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat
seperti ulkus atau lubang.
Moniliasis
adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida
albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang
terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang
disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini
biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi
Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi
Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral
dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis mukokutaneus
di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi yang
memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian
besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat
mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan
terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan
tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan
lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering
terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan.Jarang
sekali terjadi sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak
dua.Tidak pernah berjejer seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Oral
thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan dan penyakit ini biasanya
menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk,
pasien dengan tanggap imun lemah, serta sering terjadi pada pasien yang telah
menjalani pengobatan dengan antibiotic. Oral trush ini kadang sulit dibedakan
dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti
air Susu Ibu – PASI).
Sebenarnya
oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya memakan waktu
penyembuhan sekitar seminggu. Jika trush tidak diobati akan bisa berkelanjutan.
Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar
mulut.Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan,
mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Juga dapat
menyebabkan kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot) sehingga akan
berakibat bayi kekurangan makanan. Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan
diare karena jamur dapat tertelan.
Ada 3 jenis oral trush
yang kerap menyerang anak, yaitu:
a.
Stomatitis apthosa
Sariawan ini akibat
adanya trauma, misalnya tergigit atau terkena sodokkan sikat gigi hingga luka
atau lecet.Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh menurun, maka luka menjadi
infeksi.Biasanya timbul peradangan dan rasa sakit atau nyeri.Untuk kebaikan si
kecil, pilihlah sikat gigi yang lembut dan bersihkan gigi secara benar untuk
mengurangi potensi luka.
b.
Oral thrush atau moniliasis
Disebabkan oleh jamur
candida albican yang biasanya dijumpai dan bersarang di lidah.Pada keadaan
normal, jamur memang terdapat dalam mulut. Tapi saat daya tahan tubuhnya
menurun, serta penggunaan obat antibiotik yang berlangsug lama atau melebihi
jangka waktu pemakaian, akan memudahkan jamur candida albican tumbuh melebihi
normal.
c.
Stomatitis herpetic
Disebabkan virus herpes
simplek dan berlokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan ditenggorokan
terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan daya tahan tubuh sedang
rendah.Sariawan jenis stomatitis herpetic dan stomatitis apthosa biasa terjadi
pada anak-anak, sementara anak balita lebih banyak mengidap sariawan jenis
moniliasis.
2.2
Faktor Penyebab
Pada
umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida albicans yang ditularkan
melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir)
atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10
hari setelah persalinan.Jamur ini adalah jamur yang normalnya hidup pada mulut
dan saluran cerna manusia.Apabila jamur ini berkembang lebih banyak dari
biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.
Jamur
Candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun
atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini
secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral trush dan diare,
sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan
mengakibatkan sariawan atau oral trush yang menetap.
Candida
albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan
dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral trush juga dapat
terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di
mulut.Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak
keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut,
bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
Keadaan
ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi
setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan
hipoparatiroidisme.Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.
Sebagian
besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali saat melalui jalan lahir
(ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya tanpa menyadari adanya
tanda-tanda infeksi). Penggunaan antibiotik pada saat persalinan dan saat bayi
anda lahir dapat memicu terjadinya infeksi jamur.Antibiotik yang diminum ibu
dapat melalui ASI dan membunuh bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora
normal tubuh, sehingga saat bakteri baik ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi
jamur muncul.
Bayi
yang dilahirkan dengan operasi Caesar sering menderita infeksi jamur akibat
antibiotik yang diberikan pada ibunya selama operasi. Apabila bayi menderita
infeksi jamur maka ia dapat menularkannya kepada anda. Dan berlaku sebaliknya
infeksi jamur diputing ibu dapat menginfeksi bayi, dan ini menyebabkan infeksi
bergantian.Oleh karena itu sangat penting memperhatikan kesehatan kulit
payudara apabila bayi anda mengalami thrush.
Pemakaian
obat-obatan yang terlalu lama seperti bayi yang mendapatkan obat untuk
meneyembuhkan vlek pada paru-paru. Zat kimia yang terkandung didalam obat
bersifat asam. Bila tersisa dimulut bayi dapat memicu timbulnya bakteri
sehingga menyebabkan sariawan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 137). Untuk
itu, sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga
sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
2.3
Epidemiologi
1)
Terjadi terutama pada anak usia bayi.
2)
Pada anak-anak yang lahir dari ibu dengan
moniliasica vaginitis.
3)
Diamati pada orang dewasa dengan imunosupresi
dan pada pengguna steroid untuk waktu yang lama.
2.4
Tanda dan Gejala
Pada umumnya
para orang tua kurang memperhatikan keadaan ini, sebab anak belum dapat menggungkapkan perasaannya dengan
baik. Adapun tanda dan gejala yang biasa ditimbulkan adalah :
1. Umumnya
suhu badan meningkat hingga 40 derajat .
2. Anak banyak mengeluarkan air liur lebih dari
biasanya.
3. Anak
akan rewel dan gelisah.
4. Tidak
mau makan, tidak mau minum susu maupun menyusui.
5. Jika
mulut anak dibuka maka akan terlihat bercak putih
6. kekuningan
di sekitar mulut bayi bila dihilangkan akan mudah berdarah
7. Mulut
anak akan berbau akibat kuman atau jamur
yang ada pada rongga mulut ( dr.Rini Sekartini, SpA, 2010).
Oral
trush kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang
mendapatkan susu formula. Sisa susu yang berupa endapan putih tebal pada lidah
bayi dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat.
Oral
trush ini juga harus dibedakan dengan stomatitis. Stomatitis merupakan
inflamasi dan ulerasi pada membran mukosa mulut. Anak yang mengalami stomatitis
biasanya tidak mau makan atau minum. Gejala tersebut seperti, :
1.
Tampak bercak keputihan pada lidah dan atau sekitar mulut, seperti bekas
susu yang sulit dihilangkan
2.
Bayi menangis
3.
saat menyusu atau saat menyedot
dari botol. Bercak keputihan karena jamur dapat menimbulkan rasa tidak nyaaman,
dan nyeri terutama infeksi berat
4.
Bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang akan
dimuntahkan
5.
Mukosa mulut mengelupas
6.
Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian
berdarah.
7.
Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa
tahun akan menyerang kulit anak.
8.
Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius
9.
Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis,
dia akan rewel.
Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda,
pada umumnya berupa lesi ± lesi putih atau area eritema difus (Silverman
S, 2001). Manifestasi klinis yangterlihat bervariasi tergantung dari bagian
tubuh mana yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kandidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada
orang-orang gemuk,menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah
lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara
jari tangan atau kaki, glans penis danumbilikalis, berupa bercak yang berbatas
tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesitersebut dikelilingi oleh satelit
berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bulayang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
2. Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti
infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.
3. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin,
biasanya juga padalipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai
glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan
vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakitini sering terdapat pada bayi,
mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina ataumungkin karena gangguan
imunologik.
4. Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku dan
jaringan sekitarnya inimenyebabkan rasa
nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak danmenebal.
Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan
air.
5. Diaper
rush
Sering terdapat pada bayi yang
popoknya selalu basah dan jarang digantiyang dapat menimbulkan dermatitis
iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejalasisa dermatitis oral dan
perianal.
6.
Kandidisiasis
kutis granulomatosa
Kelainan ini merupakan bentuk
yang jarangdijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi
akibat penumpukan krusta serta
hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak, lesi
berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatandan
melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm,lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku,
badan, tungkai, dan faring.
7. Thrush merupakan infeksi jamur
di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering
menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepasdengan mudah oleh jari tangan atau
sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan
kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atauAIDS. Pemakaian antibiotik yang
membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkankemungkinan terjadinya thrush.
8.
Perleche
merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakandan
sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser
dan menyebabkankelembaban di sudut mulut
sehingga tumbuh jamur.
9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada
wanita hamil, penderita diabetesatau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa
keluarnya cairan putih atau kuning darivagina disertai rasa panas, gatal dan
kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.
10. Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau
pria yang mitra seksualnyamenderita infeksi vagina. Biasanya infeksi
menyebabkan ruam merah bersisik (kadangmenimbulkan nyeri) pada bagian
bawah penis.
2.5 Klasifikasi
1. Moniliasis akut : menghasilkan plak putih melekat
seperti rennet, menyebar secara acak di
mukosa mulut. Sisa untuk pelat adalah perdarahan yang tampak permukaan. Lesi
intra oral biasanya disertai
pembengkakan dan retakan dari sudut luka dan keropeng di wajahnya.
2. Moniliasis kronis adalah jenis langka infeksi Candida
albicans, yang menyebabkan lesi granulomatosa biasanya dimulai pada masa bayi
atau masa kanak-kanak. Progress penyakit tidak hanya terejadi pada mukosa oral
tetapi juga kuku dan kulit wajah dan kulit kepala. Granuloma memanifestasikan
moniliasico oleh reaksi inflamasi mendalam oleh granulasi jaringan produksi.
2.6 Komplikasi
Apabila oral
trush tidak atasi maka akan menyebabkan
kesukaran minum (mengisap dot/ puting susu) sehingga bayi tersebut kekurangan
makanan. Karena adanya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman mengakibatkan bayi
menjadi rewel dan tidak mau makan. Sehingga berat badan bayi pun terhambat. Hal
ini juga dapat menyebabkan diare sebab jamur yang ada didalam rongga mulut bayi
ikut tertelan sehingga menimbulkan infeksi usus. Jika diare ini terus menerus
terjadi maka dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan).
Diare juga bisa terjadi jika asupan susu kurang dalam waktu yang lama
(Ngastiyah, 2005, hal 222).
2.7 Pencegahan
Ada beberapa cara untuk
menghindari agar oral trush tidak terjadi yakni :
1.
Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air matang
untuk membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.
2.
Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen) dicuci
bersih dan diseduh dengan air panas atau mendidih atau direbus jika botol
tersebut tahan rebus.
3.
Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena akan
memicu terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk rahang.
4.
Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu
5.
Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat
tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
6.
Memberikan suplemen atau makanan yang mengandung vitamin c pada bayi dan
anak-anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat melawan kuman-kuman
penyebab sariawan.
7.
Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat anak.
8.
Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras
juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat
dari bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.
9.
Selalu menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang
sehabis makan.
2.8 Obat-Obat
Oral trush dapat diobati
dengan memakai obat golongan anti jamur
seperti:
a.
Pengobatan awal biasanya dengan suspensi
nistatin; pemolesan daerah yang terkena sariawan ( Bherman, 2001, hal
1157)
b.
Miconazol; mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel
ini diberikan ke lesi setelah selesai makan.
c.
Gentian violet 0,5% yang dioleskan pada lidah dan mucosa mulut.
d.
Dapat juga diberikan ampoterisin (fungilin) selama 1 (satu) minggu.
e.
Jika stomatitis masih masih kotor (bernanah) jangan dioleskan dengan
gentian violet karena akan menyebabkan permukaan luka menjadi kering di bagian
bawahnya yang justru akan makin parah.
f.
Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur.
2.9 Perawatan yang dilakukan untuk anak yang mengalami oral thrush (Monoliasis)
Saat sariawan terjadi maka
anak akan mengalami kesulitan pada saat makan dan minum. Berikut kiat untuk
membantu anak mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
1)
Atasi sulit makan dengan suapan porsi kecil perlahan-lahan dengan
menggunakan sendok.
2)
Ajari anak minum susu dari gelas dengan memakai sendok atau dengan sedotan
karena minum lewat botol akan dapat memperbesar gesekan sariawan.
3)
Berikan makanan yang encer dan
lembut agar mudah ditelan, berikan setelah makanan agak dingin agar tidak
memperparah luka tersebut.
4)
Berikan anak cukup cairan dingin untuk mengurangi rasa sakit.
5)
Minuman asam misalnya jus jeruk, dan minuman bersoda sebaiknya jangan
diberikan kepada anak sebab minuman ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut .
6)
Pastikan untuk selalu memberi minum pada anak untuk mencegah
7)
terjadinya dehidrasi.
8)
Jangan mengorek-ngorek mulut anak ( Jitowiyono & Kritiyanasari, 2010,
hal 106).
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1
Penelitian Terkait
Dari hasil penelitian yang
dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap sariawan (oral trush) pada
anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan telah diperoleh hasil. Hasil tersebut
dibahas dalam pembahasan sebagai berikut :
Karakteristik Ibu tentang sariawan
(oral trush) pada anak usia 0-3 tahun
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 37 ibu yang diteliti ditemukan
mayoritas ibu yang berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%) dan minoritas
ibu yang berumur 36-40 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,4 %). Menurut Hurlock
(2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara
maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41 – 60
tahun) adalah usia tidak produktif lagi.
Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan
bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental)
dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa
mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 17 orang (45,9%) dan minoritas
berpendidikan SD yaitu 1 orang ( 2,7%). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007)
yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri
individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan
tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari
tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan
untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka
semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya
pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya
untuk berprilaku hidup sehat. Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 20 orang (54,1%) dan minoritas bekerja
sebagai wiraswata sebanyak 8 orang (21,6).
Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Dilihat dari
jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 16 orang (43,2%) dan
minoritas ibu berparitas > 3 orang sebanyak 2 orang (5,4%). Hal ini bertolak
belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat
kecendrungan kesehatan ibu maupun anak yang berparitas rendah lebih baik dari
yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat patitas dengan
penyakit tertentu.
Pengetahuan Ibu tentang Sariawan
(Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Berdasarkan hasil penelitian yang didapat
bahwa mayoritas ibu memliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang
(59,5%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang (
10,8%). Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang belum mengerti dengan baik tentang penyebab sariawan, komplikasi
sariawan, pencegahan serta penanganan sariawan yang terjadi pada anak usia 0-3
tahun. Menurut Notoadmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan
mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan secara
kondusif. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar
serta informasi ( Muibarak, 2007). Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan
yang baik mempengaruhi perilaku individu dalam meningkatkan hidup sehat.
Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral
Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21
orang.
Menurut Notoamojo (2007) bahwa
sikap adalah rekasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan.
Menurut asumsi penulis bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum
tentu hal itu diaplikasiakan langsung kepada tindakan ibu dalam merawat
anak-anaknya.
3.2
Kritik Jurnal
a.
Untuk
Masyarakat
Bagi para ibu- ibu yang
memiliki anak berusia 0-3 tahun agar lebih mengerti tentang merawat anak
terutama dalam memelihara kebersihan mulut anak untuk mencegah terjadinya
sariawan sehingga tidak terjadi
komplikasi yang tidak diinginkan.
b.
Untuk Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan
hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau promosi kesehatan kepada
ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun tentang merawat anak terutama
kebersihan mulutnya.
c.
Peneliti
Lanjutan
Peneliti lanjutan agar
melakukan penelitan tentang hubungan
pengetahuan dengan tindakan ibu dalam
perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.
BAB 4
PENUTUP
ASI selalu merupakan
makanan terbaik untuk bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil, haid atau kurang
gizi. ASI mengandung semua zat gizi, yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan
pertama kehidupan, dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI.
Dewasa ini, terdapat kecenderungan menurunnya frekuensi dan lamanya menyusui.
Hal ini ada kaitannya dengan emansipasi wanita dalam dunia kerja dimana tingkat
partisipasi wanita dalam angkatan kerja meningkat. Penurunan juga disebabkan
oleh gencarnya promosi perikanan susu buatan serta luasnya distribusi susu
buatan. Pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
perubahan sosial budaya, psikologis, fisik ibu, kurangnya petugas kesehatan,
meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI (PASI), penerangan yang
salah dari petugas kesehatan.
Oral trush adalah radang
mulut (pada bibir atau lidah). Bisa juga diartikan terinfeksinya membrane
mukosa, mulut bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak
– bercak putih dan membentuk plak – plak berkeping di mulut. Tanda dan gejala
dari oral trush antara lain seperti: adanya bercak-bercak keputihan pada bibir
atau lidah, meningkatnya suhu tubuh, bayi kadang menolak untuk minum atau
menyusu bahkan kadang dimuntahkan, rewel. Penatalaksanaannya bisa dengan
menjaga kebersihan mulut bayi dan putting susu ibu, pemberian antibiotika bila infeksi
berasal dari ibu, dan bila bayi minum susu dengan menggunakan botol agar dijaga
kebersihan botol sebelum digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit
pada Bayi dan Anak.Yoyakarta : Nuha Medika.
Bherman, R.E., Kliegma,R., Arvin, A.M. ( 2001). Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Jakarta : EGC
Budiarto, S. (2002). Biostatisika
untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hurlock, Elizabeth. (2008). Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Jitowiyono, S & Kriostiyanasari, W. ( 2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Mulia Medika
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozhikin, K., & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak
Sakit. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Kesehatan
Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Medika
Riduawan. (2010). Dasar – Dasar
Statistik. Bandung: Alfabeta
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, S. ( 2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info
Media
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah,
Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit Anak. Yogyakarta : Luna
Publisher
Suyanto & Ummi. (2009). Riset
Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Media Press
Tim Pengajar FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar I. Jakarta : TIM