I made this widget at MyFlashFetish.com.

Rabu, 08 Januari 2014

Moniliasis Pada Bayi

MAKALAH INTEGUMEN
( Moniliasis Pada Bayi)



Disusun Oleh :
Kelompok 3 kelas S1-3B
                                   

STIKES HANG TUAH SURABAYA
PRODI S1 KEPERAWATAN – 3B
Tahun Ajaran 2013-2014

MAKALAH INTEGUMEN
( Moniliasis Pada Bayi)


Dosen Pembimbing :
Puji Hastuti


Disusun Oleh :
Kelompok 3 kelas S1-3B
Ade Chandra M          (111.0002)
Dharmawan Cipta K   (111.0034)
Herdian Dwi L            (111.0062)
Linda Puspita S           (111.0080)
Nita Kurniawati          (111.0094)
Putu Theda RKM       (111.0104)
Ratna Dewi A             (111.0110)
Sari Dewi                    (111.0126)

STIKES HANG TUAH SURABAYA
PRODI S1 KEPERAWATAN – 3B
Tahun Ajaran 2013-2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kesehatan dan kebersihan mulut anak sangat penting dijaga dan diperhatikan oleh para orang tua. Sebab mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa sehingga masalah mulut akan lebih mudah muncul pada anak. Sariawan merupakan penyakit yang terjadi di dalam rongga mulut yang bisa menyerang siapa saja tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada bayi maupun anak – anak. Sariawan/ oral trush ini menyerupai bercak-bercak putih dan lebih sering timbul di lidah, bibir,  pipi bagian dalam (mucosa) dan tenggorokan. 
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau lidah).Hal ini biasanya dijumpai pada bayi dan anak – anak kecil. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat. Tanda gejala pasti yan g terjadi adalah timbulnya bercak-bercak putih pada bibir atau lidah, suhu meningkat, bayi kadang menolak untuk minum atau menyusui bahkan kadan dimuntahkan.
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu tapi jika sudah parah dan jika tidak diobati bisa berkelanjutan sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Ada tiga jenis oral trush yang kerap menyerang anak yaitu: stomatitis apthosa, oral trush atau moniliasis, dan stomatitis herpetik.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan oral trush ?
2.      Apa saja penyebab dan tanda gejala dari oral trush ?
3.      Bagaimana cara mengatasi terjadinya oral trush ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang oral trush
2.      Untuk mengetahui penyebab dan tanda gejala dari oral trush
3.      Untuk mengetahui cara mengatasi oral trush.






BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi
Sariawan atau stomatitis adalah radang pada rongga  mulut (bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur  candida albicans atau moniliasis dan  hygiene (Kristiyanasari, 2010, hal 106).  
Oral trush adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang timbul di lidah yang dikelilingi oleh daerah kemerahan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 136).
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir bagian dalam, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), gusi, langit-langit dalam rongga mulut dan tenggorokan.
Bercak-bercak putih ini menyerupai gumpalan susu yang jika dibersihkan akan terkelupas namun meninggalkan  bekas yang permukaannya merah dan mudah berdarah. Keadaan putih tersebut harus dapat dibedakan dengan sisa susu karena putih pada sariawan sukar diangkat bahkan menimbulkan perdarahan. Pada bayi dan anak kecil yang minum susu dengan botol susu atau dot atau anak yang mengisap dot kempong (fopspeen) yang tidak diperhatikan kebersihannya, seperti dot yang tidak pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak didalamnya (Ngastiyah, 2005, hal 222). Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm kemudian berkembang berbentuk selaput . Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat seperti ulkus atau lubang.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor - faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan.Jarang sekali terjadi sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua.Tidak pernah berjejer seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan dan penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta sering terjadi pada pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotic. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI).
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik.Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika trush tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut.Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Juga dapat menyebabkan kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan. Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan.
Ada 3 jenis oral trush yang kerap menyerang anak, yaitu:
a.       Stomatitis apthosa
Sariawan ini akibat adanya trauma, misalnya tergigit atau terkena sodokkan sikat gigi hingga luka atau lecet.Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh menurun, maka luka menjadi infeksi.Biasanya timbul peradangan dan rasa sakit atau nyeri.Untuk kebaikan si kecil, pilihlah sikat gigi yang lembut dan bersihkan gigi secara benar untuk mengurangi potensi luka.
b.      Oral thrush atau moniliasis
Disebabkan oleh jamur candida albican yang biasanya dijumpai dan bersarang di lidah.Pada keadaan normal, jamur memang terdapat dalam mulut. Tapi saat daya tahan tubuhnya menurun, serta penggunaan obat antibiotik yang berlangsug lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, akan memudahkan jamur candida albican tumbuh melebihi normal.
c.       Stomatitis herpetic
Disebabkan virus herpes simplek dan berlokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan ditenggorokan terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan daya tahan tubuh sedang rendah.Sariawan jenis stomatitis herpetic dan stomatitis apthosa biasa terjadi pada anak-anak, sementara anak balita lebih banyak mengidap sariawan jenis moniliasis.

2.2  Faktor Penyebab
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan.Jamur ini adalah jamur yang normalnya hidup pada mulut dan saluran cerna manusia.Apabila jamur ini berkembang lebih banyak dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.
Jamur Candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral trush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral trush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan. Oral trush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut.Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme.Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.
Sebagian besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali saat melalui jalan lahir (ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya tanpa menyadari adanya tanda-tanda infeksi). Penggunaan antibiotik pada saat persalinan dan saat bayi anda lahir dapat memicu terjadinya infeksi jamur.Antibiotik yang diminum ibu dapat melalui ASI dan membunuh bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh, sehingga saat bakteri baik ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi jamur muncul.
Bayi yang dilahirkan dengan operasi Caesar sering menderita infeksi jamur akibat antibiotik yang diberikan pada ibunya selama operasi. Apabila bayi menderita infeksi jamur maka ia dapat menularkannya kepada anda. Dan berlaku sebaliknya infeksi jamur diputing ibu dapat menginfeksi bayi, dan ini menyebabkan infeksi bergantian.Oleh karena itu sangat penting memperhatikan kesehatan kulit payudara apabila bayi anda mengalami thrush.
Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama seperti bayi yang mendapatkan obat untuk meneyembuhkan vlek pada paru-paru. Zat kimia yang terkandung didalam obat bersifat asam. Bila tersisa dimulut bayi dapat memicu timbulnya bakteri sehingga menyebabkan sariawan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 137). Untuk itu, sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.

2.3  Epidemiologi
1)      Terjadi terutama pada anak usia bayi.
2)      Pada anak-anak yang lahir dari ibu dengan moniliasica vaginitis.
3)      Diamati pada orang dewasa dengan imunosupresi dan pada pengguna steroid untuk waktu yang lama.

2.4  Tanda dan Gejala
Pada umumnya para orang tua kurang memperhatikan keadaan ini, sebab anak  belum dapat menggungkapkan perasaannya dengan baik. Adapun tanda dan gejala yang biasa ditimbulkan adalah :
1.      Umumnya suhu badan meningkat hingga 40 derajat .
2.      Anak  banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya.
3.      Anak akan rewel dan gelisah.
4.      Tidak mau makan, tidak mau minum susu maupun menyusui.
5.      Jika mulut anak dibuka maka akan terlihat bercak putih
6.      kekuningan di sekitar mulut bayi bila dihilangkan akan mudah berdarah
7.      Mulut anak  akan berbau akibat kuman atau jamur yang ada pada rongga mulut ( dr.Rini Sekartini, SpA, 2010).
Oral trush kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu formula. Sisa susu yang berupa endapan putih tebal pada lidah bayi dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat.
Oral trush ini juga harus dibedakan dengan stomatitis. Stomatitis  merupakan inflamasi dan ulerasi pada membran mukosa mulut. Anak yang mengalami stomatitis biasanya tidak mau makan atau minum. Gejala tersebut seperti, :
1.      Tampak bercak keputihan pada lidah dan atau sekitar mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan
2.      Bayi menangis
3.       saat menyusu atau saat menyedot dari botol. Bercak keputihan karena jamur dapat menimbulkan rasa tidak nyaaman, dan nyeri terutama infeksi berat
4.      Bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang akan dimuntahkan
5.      Mukosa mulut mengelupas
6.      Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.
7.      Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
8.      Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius
9.      Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.
Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda, pada umumnya berupa lesi ± lesi putih atau area eritema difus (Silverman S, 2001). Manifestasi klinis yangterlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :
1.      Kandidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk,menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis danumbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesitersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bulayang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
2.      Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.
3.      Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga padalipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakitini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina ataumungkin karena gangguan imunologik.
4.      Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya inimenyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak danmenebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.
5.      Diaper rush
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang digantiyang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejalasisa dermatitis oral dan perianal.
6.              Kandidisiasis kutis granulomatosa
Kelainan ini merupakan bentuk yang jarangdijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatandan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm,lokasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.
7.      Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepasdengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atauAIDS. Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkankemungkinan terjadinya thrush.
8.              Perleche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakandan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkankelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.
9.      Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetesatau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kuning darivagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.
10.  Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra seksualnyamenderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan ruam merah bersisik (kadangmenimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis.

2.5  Klasifikasi
1.      Moniliasis akut : menghasilkan plak putih melekat seperti rennet, menyebar secara acak  di mukosa mulut. Sisa untuk pelat adalah perdarahan yang tampak permukaan. Lesi intra oral  biasanya disertai pembengkakan dan retakan dari sudut luka dan keropeng di wajahnya.
2.      Moniliasis kronis adalah jenis langka infeksi Candida albicans, yang menyebabkan lesi granulomatosa biasanya dimulai pada masa bayi atau masa kanak-kanak. Progress penyakit tidak hanya terejadi pada mukosa oral tetapi juga kuku dan kulit wajah dan kulit kepala. Granuloma memanifestasikan moniliasico oleh reaksi inflamasi mendalam oleh granulasi jaringan produksi.

2.6  Komplikasi
Apabila oral trush  tidak atasi maka akan menyebabkan kesukaran minum (mengisap dot/ puting susu) sehingga bayi tersebut kekurangan makanan. Karena adanya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman mengakibatkan bayi menjadi rewel dan tidak mau makan. Sehingga berat badan bayi pun terhambat. Hal ini juga dapat menyebabkan diare sebab jamur yang ada didalam rongga mulut bayi ikut tertelan sehingga menimbulkan infeksi usus. Jika diare ini terus menerus terjadi maka dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Diare juga bisa terjadi jika asupan susu kurang dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 2005, hal 222).

2.7  Pencegahan
Ada beberapa cara untuk menghindari agar oral trush tidak terjadi yakni :
1.      Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.
2.      Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen) dicuci bersih dan diseduh dengan air panas atau mendidih atau direbus jika botol tersebut tahan rebus.
3.      Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena akan memicu terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk rahang.
4.      Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu 
5.      Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
6.      Memberikan suplemen atau makanan yang mengandung vitamin c pada bayi dan anak-anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat melawan kuman-kuman penyebab sariawan.
7.      Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat anak.
8.      Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.
9.      Selalu menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang sehabis makan.

2.8  Obat-Obat
Oral trush dapat diobati dengan  memakai obat golongan anti jamur seperti:
a.       Pengobatan awal biasanya dengan suspensi  nistatin; pemolesan daerah yang terkena sariawan ( Bherman, 2001, hal 1157)
b.      Miconazol; mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel ini diberikan ke lesi setelah selesai makan.
c.       Gentian violet 0,5% yang dioleskan pada lidah dan mucosa mulut.
d.      Dapat juga diberikan ampoterisin (fungilin) selama 1 (satu) minggu.
e.       Jika stomatitis masih masih kotor (bernanah) jangan dioleskan dengan gentian violet karena akan menyebabkan permukaan luka menjadi kering di bagian bawahnya yang justru akan makin parah.
f.       Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur.

2.9  Perawatan yang dilakukan untuk anak yang mengalami oral thrush (Monoliasis)
Saat sariawan terjadi maka anak akan mengalami kesulitan pada saat makan dan minum. Berikut kiat untuk membantu anak mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
1)      Atasi sulit makan dengan suapan porsi kecil perlahan-lahan dengan menggunakan sendok.
2)      Ajari anak minum susu dari gelas dengan memakai sendok atau dengan sedotan karena minum lewat botol akan dapat memperbesar gesekan sariawan.
3)      Berikan makanan yang  encer dan lembut agar mudah ditelan, berikan setelah makanan agak dingin agar tidak memperparah luka tersebut.
4)      Berikan anak cukup cairan dingin untuk mengurangi rasa sakit.
5)      Minuman asam misalnya jus jeruk, dan minuman bersoda sebaiknya jangan diberikan kepada anak sebab minuman ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut .
6)      Pastikan untuk selalu memberi minum pada anak untuk mencegah
7)      terjadinya dehidrasi.
8)      Jangan mengorek-ngorek mulut anak ( Jitowiyono & Kritiyanasari, 2010, hal 106).




























BAB 3
PEMBAHASAN

3.1  Penelitian Terkait
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan telah diperoleh hasil. Hasil tersebut dibahas dalam pembahasan sebagai berikut :
Karakteristik Ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun  Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 37 ibu yang diteliti ditemukan mayoritas ibu yang berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%) dan minoritas ibu yang berumur 36-40 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,4 %). Menurut Hurlock (2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41 – 60 tahun)  adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.   Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 17 orang (45,9%) dan minoritas berpendidikan SD yaitu 1 orang ( 2,7%). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat. Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 20 orang (54,1%) dan minoritas bekerja sebagai wiraswata sebanyak 8 orang (21,6).  Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.  Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 16 orang (43,2%) dan minoritas ibu berparitas > 3 orang sebanyak 2 orang (5,4%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun anak yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat patitas dengan penyakit tertentu.
Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas ibu memliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang ( 10,8%). Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang  belum mengerti dengan baik  tentang penyebab sariawan, komplikasi sariawan, pencegahan serta penanganan sariawan yang terjadi pada anak usia 0-3 tahun. Menurut Notoadmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan secara kondusif. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar serta informasi ( Muibarak, 2007). Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan yang baik mempengaruhi perilaku individu dalam meningkatkan hidup sehat.
Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang.
Menurut Notoamojo (2007) bahwa sikap adalah rekasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan. Menurut asumsi penulis bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum tentu hal itu diaplikasiakan langsung kepada tindakan ibu dalam merawat anak-anaknya. 

3.2  Kritik Jurnal
a.       Untuk Masyarakat
Bagi para ibu- ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun agar lebih mengerti tentang merawat anak terutama dalam memelihara kebersihan mulut anak untuk mencegah terjadinya sariawan sehingga tidak  terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
b.      Untuk  Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau promosi kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun tentang merawat anak terutama kebersihan mulutnya.
c.       Peneliti Lanjutan
Peneliti lanjutan agar melakukan penelitan tentang  hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu  dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.
























BAB 4
PENUTUP

ASI selalu merupakan makanan terbaik untuk bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil, haid atau kurang gizi. ASI mengandung semua zat gizi, yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan pertama kehidupan, dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI. Dewasa ini, terdapat kecenderungan menurunnya frekuensi dan lamanya menyusui. Hal ini ada kaitannya dengan emansipasi wanita dalam dunia kerja dimana tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja meningkat. Penurunan juga disebabkan oleh gencarnya promosi perikanan susu buatan serta luasnya distribusi susu buatan. Pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: perubahan sosial budaya, psikologis, fisik ibu, kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI (PASI), penerangan yang salah dari petugas kesehatan.
Oral trush adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Bisa juga diartikan terinfeksinya membrane mukosa, mulut bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak – bercak putih dan membentuk plak – plak berkeping di mulut. Tanda dan gejala dari oral trush antara lain seperti: adanya bercak-bercak keputihan pada bibir atau lidah, meningkatnya suhu tubuh, bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang dimuntahkan, rewel. Penatalaksanaannya bisa dengan menjaga kebersihan mulut bayi dan putting susu ibu, pemberian antibiotika bila infeksi berasal dari ibu, dan bila bayi minum susu dengan menggunakan botol agar dijaga kebersihan botol sebelum digunakan.










DAFTAR PUSTAKA

Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak.Yoyakarta : Nuha Medika.
Bherman, R.E., Kliegma,R., Arvin, A.M. ( 2001). Ilmu Kesehatan Anak  Nelson. Jakarta : EGC
Budiarto, S. (2002). Biostatisika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hurlock, Elizabeth. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Jitowiyono, S & Kriostiyanasari, W. ( 2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Mulia Medika
Kurniasih D. ( 2008). Makanan panas Picu Sariawan. http://www.mail-archieve.com
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozhikin, K., & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta 
Notoadmojo,S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Medika
Riduawan. (2010). Dasar – Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, S. ( 2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media 
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit Anak. Yogyakarta : Luna Publisher 
Suyanto & Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Media Press 
Tim Pengajar FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar I. Jakarta : TIM